-->
September Kelabu

September Kelabu

Flash back masa lalu, ya guys. Waktu itu, aku sudah duduk di bangku kelas 6 SD. Kejadiannya bermula saat sore hari di sekolahku. Ada beberapa temanku yang masuk ke dalam sekolah, tanding sepak bola katanya. Mereka menunggu lawannya yang kebetulan SD yang tepat di belakang sekolahku. Mereka pun bermain. ( pre memory ). Usai bermain, anehnya mereka belum pulang juga. Ngapain ya?? Nah, habis itu, ada guru wali kelas 5, beliau lewat di depan sekolah, melihat anak-anak bermain, guru itu pun memperingatinya agar segera pulang. Teman-temanku pun meng-iyakan pertanyaan guruku.( Sebenarnya, guys. Mereka enggak mau pulang ). Setelah guru itu pulang, temen-temenku mengira bahwa tak ada yang mengganggu mereka lagi. Mereka semua membawa sepeda. Mereka bermain trek-trekan di atas lantai yang sudah di pel bersih oleh pak kebun. Semua lantai sekolahku kotor. Dan, lebih parahnya lagi...... Datang kepala sekolahku hendak mengecek keadaan sekolah. Mereka tertangkap basah sedang mengotori lantai sekolah.
         Esok harinya, wali kelasku dimarahi habis-habisan di depan guru yang lain. Kebayang enggak sih, rasanya di gituin?? Ya... Otomatis malu lah. Sesudah dimarahi, guru wali kelasku menuju kelas dengan perasaan marah, ia membawa 3 buah lidi untuk dipukulkan kepada mereka agar membuat efek jera ( guruku sudah memikirkan matang-matang tentang apa yang harus di pukulkan. Karena pada saat itu, ada sebilah penggaris kayu. Ia takut penggaris kayu itu membuat bekas lebam pada mereka sehingga diambillah 3 batang lidi ). Bu guruku menangis dan berkata, " Ibu tidak pernah mengajarkan kalian seperti ini. Malu, nak mendengar kalian bermasalah. Sudah hampir UN. Masih saja bikin onar "
      Dan tak disangka-sangka, ada seorang wali murid temanku melapor kepada polisi untuk memenjarakan guruku, padahal guruku adalah guru terbaik dan terfaforit selama ini. Dengan tenangnya, guruku berkata, " Tidak apa-apa saya di penjara, tapi ingat, saat saya marah, saya hanya memukulkan 3 buah lidi saja, bukan malah menukulkan sebilah penggaris kayu ".
       Aku dan kawan-kawan menangis dan hanya bisa mengucapkan kata maaf, dan itu tak akan berakhir jika yang bersangkutan belum mencabut hukumannya. Anaknya ya, sempat nangis juga, sih guys. Ya.... Dia bilang kepada ibunya, " lepaslah tuntutannya, bu. Kasihan dia, apalagi ini salah saya, bu ".
       Akhirnya, sudahlah apa yang menjadi emosi. Pada hari itu, ibu guru wali kelasku berkata, " Ini adalah September Kelabu, yang tak akan pernah terlupa, "

Sedih, ya guys... Makanya, jangan bikin guru marah. Dia sudah mendidik murid sebaik-baiknya, tapi kenapa masih kamu balas dengan perbuatan yang memalukan. Sesali kesalahan, jangan lupa memperbaikinya, dan jangan pernah ulangi lagi

Saya faisol abrori #wek_wek undur diri, haduhhh....pengen nangis. Sudahlah....sampai jumpa, guys...

SHARE
Subscribe to get free updates

Related Posts

There is no other posts in this category.

Post a Comment